Halaman

Jumat, Mei 08, 2020

Ciri Bisnis yang Bisa Bertahan di Tengah Wabah Covid-19

Sejujurnya, wabah Covid-19 ini lebih dahsyat risiko ekonominya ketimbang risiko kesehatannya. Sebagai self-limiting virus, sebagian besar pasien Covid-19 akan sembuh sendiri dalam waktu 12 hari, asalkan nurut mengikuti prosedur kesehatan yang benar dan nggak punya kondisi bawaan yang mungkin bisa memperparah kondisi. Mortality rate, atau peluang pasien meninggal gara-gara Covid-19 di bawah 10%. Artinya, kalau ada 100 orang terjangkit Covid-19, hanya kurang dari 10 orang yang meninggal. Di negara-negara yang sistem kesehatannya sudah maju, mortality rate Covid-19 bahkan di bawah 5%. WHO mematok mortality rate Covid-19 hanya 3,4% apabila perhitungannya menggunakan seluruh kasus yang ada di dunia. Sebagian pasien yang berhasil sembuh menyatakan, gejala yang mereka rasakan sangat mirip dengan flu biasa: batuk, demam, dan sedikit sesak napas. 

Risiko kesehatannya masih bisa terkendali. Risiko ekonominya: ngeri sekali. 

Covid-19 memang bukan penyakit paling mematikan di dunia, tapi penyakit ini mungkin salah satu yang paling mudah menular. Selain itu, orang yang sudah tertular pun belum tentu menunjukkan gejala sakit. Mereka inilah yang disebut OTG (Orang Tanpa Gejala). Para OTG ini bisa berkeliaran ke mana-mana, tanpa sadar menulari banyak orang yang mereka temui di jalan, sedangkan dirinya sendiri tidak sakit sama sekali! Kalau kebetulan yang tertular oleh para OTG ini orang yang bugar, tidak akan jadi masalah. Paling-paling yang tertular hanya akan menjadi OTG berikutnya dan tidak membutuhkan perawatan kesehatan. Yang menjadi masalah adalah apabila orang yang tertular kemudian membutuhkan perawatan medis, harus dirawat di rumah sakit, perlu diinfus, diobati, bahkan dipasangi ventilator, maka urusannya jadi terbentur pada keterbatasan fasilitas. Kalau ribuan orang sakit berbarengan, dan sebagian besar di antaranya membutuhkan perawatan di rumah sakit, maka kapasitas rumah sakit yang ada sekarang tidak akan cukup. Artinya, jumlah orang yang sakit harus diatur, jangan sampai berbarengan sakit sekaligus. Kalau sampai sakit apa boleh buat, tapi kalau bisa jangan sekaligus, kurang lebih begitulah pesannya. 

Dalam rangka menghambat penyebaran Covid-19 inilah pemerintah berbagai negara menerapkan kebijakan isolasi pribadi, alias semua orang diwajibkan tinggal di rumah, nggak boleh ke mana-mana, nggak boleh pergi ke sekolah, ke kantor, atau ke rumah ibadah. Segala jenis bisnis yang nggak terkait langsung dengan pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat (seperti sembako) atau dengan penyediaan fasilitas kesehatan (seperti apotek) harus membatasi kegiatan bahkan tutup. Otomatis tempat-tempat hiburan yang selama ini mengharapkan penghasilan dari jumlah pengunjung yang datang terpaksa tutup. Mal hanya diizinkan buka untuk gerai supermarket dan apotek saja, toko lainnya wajib tutup. 

Kebijakan ini adalah pukulan berat bagi ekonomi. Banyak perusahaan besar yang terpaksa merumahkan karyawan tanpa digaji, bahkan melakukan PHK pada sebagian karyawan karena tidak kuat lagi menopang biaya operasional saat tidak lagi ada pemasukan dari bisnis. Tingkat pengangguran diperkirakan akan melonjak drastis, dan Menteri Keuangan Sri Mulyani sudah mengumumkan ancang-ancang Indonesia akan mengalami pertumbuhan ekonomi minus. Artinya, secara umum bisnis yang sudah ada sekarang tidak akan bertambah penghasilannya, dan akan sangat sedikit bisnis baru yang akan tumbuh. 

Lantas bagaimana solusinya bagi mereka yang terimbas pemutusan hubungan kerja sehingga kehilangan penghasilan? 

Memulai bisnis sendiri merupakan jawaban yang paling masuk akal. Lha Menteri Keuangan saja sudah menyatakan pertumbuhan ekonomi akan minus, mau berharap cari kerja dari kantor yang mana lagi? Lebih baik ya memulai bisnis sendiri. 

Secara umum ada 4 ciri bisnis yang diperkirakan akan mampu bertahan bahkan tumbuh dalam situasi pandemi seperti sekarang ini: 
  1. Bisnis yang produk dan jasanya dibutuhkan oleh banyak orang
  2. Modalnya tidak besar
  3. Bisa dikerjakan dari rumah, tanpa tatap muka
  4. Bisa dikerjakan siapa saja tanpa keahlian khusus 
Apakah ada bisnis yang memenuhi keempat syarat tersebut? Ada dong! Inilah dia bisnis yang mampu bertahan di era pandemi
 

Kamis, Mei 07, 2020

Begini lho cara gampang buka toko online gratis!

toko online

Sekitar 10 tahun yang lalu, gue sempet bantuan salah satu kerabat membangun website untuk jualan secara online. Pertama-tama tentunya sewa hosting sendiri, lalu sewa domain, pilih-pilih nama yang keren buat dijadiin toko online. Waktu itu gue pake salah satu CMS (content management system) gratisan yang lumayan laris dipake orang untuk bikin toko online. Tapi ya malum aja, namanya juga nggak ada latar belakang web design, perjuangan bikin toko online waktu itu rasanya setengah mati banget. Udah gitu perawatannya juga ternyata nggak gampang, karena dunia online penuh dengan orang iseng yang kerjaannya jajal ilmu ngebobol toko online. Bolak-balik toko online gue terganggu virus atau kena hack, sampe frustrasi sendiri rasanya. 

Bandingin sama sekarang. Bikin toko online bisa segampang bikin alamat e-mail. Nggak perlu repot sewa-sewa hosting dan domain, tinggal daftar online aja, isi-isi data sedikit, jreng, langsung jalan deh toko online-nya! Nggak cuma itu, sekarang juga ada peluang bisnis buka toko online sekaligus bisa ngembangin jaringan juga, seperti yang ditawarin sama Oriflame. 

Oriflame, perusahaan yang memproduksi kosmetik dan produk perawatan tubuh dari Swedia ini, menawarkan peluang bisnis online yang gampang buanget. Pertama-tama, daftarnya bisa gratis, kalau disertai order awal senilai tertentu. Udah nggak jaman mahal-mahal bayar biaya starter kit segala, tinggal daftar, pesen-pesen produk sesuai kebutuhan, langsung resmi jadi member dengan masa keanggotaan setahun (bisa diperpanjang). Yang kedua, ini dia yang asik, langsung dikasih link toko online, contohnya seperti toko online produk Oriflame yang satu ini. Yang perlu dilakukan member Oriflame adalah sebar-sebar link toko online-nya ke sebanyak mungkin orang, order masuk sendiri. Pemilik toko online-nya mungkin lagi tidur, lagi masak, lagi ngurus anak, tapi orderan bisa masuk terus 24 jam sehari, 7 hari seminggu. Susah nggak sih, cara bikin toko online-nya? Gampang banget! Cek aja panduan langkah-langkah buka toko online Oriflame yang ini, gampang kan? Yang ketiga, bisnis Oriflame ini bener-bener bisa dilakukan dari rumah, nggak usah pake pergi-pergi keluar. Cari pembeli bisa lewat media sosial, orderan masuk lewat toko online, pesanan nggak usah repot diambil, bisa dikirim ke rumah, dan nanti pengiriman ke pemesannya juga bisa lewat kurir yang menjediakan layanan jemput barang. Gampang kan? Ayo buka toko online kamu sekarang juga!